TEOLOGI RELIGONUM C. GROENEN: KESELAMATAN TIDAK ADA DALAM NAMA LAIN MANAPUN
“Dan keselamatan (swthri,a – soteria) tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama (o;noma – onoma) lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan ( swqh/nai – sothenai)” (Kis. 4:12).
Pada awalnya, pendekatan teologi Kristen terhadap agama-agama lain bersifat negatif, polemis, apologetis, dan agresif. Sekarang, pendekatan teologi Kristen umumnya secara positif—secara resmi melalui World Council of Churches, pemimpin gereja Katolik—di mana agama lain punya peranan positif dalam tata penyelamatan. Orang beragama lainnya dapat selamat bukan kendati agamanya, melainkan berkat agamanya.
I. PERMASALAHAN
– Apa peranan agama Kristen dalam tata penyelamatan?
– Dalil klasik “Extra Ecclesiam Nulla Salus” (diluar gereja tidak ada keselamatan), adagium (pepatah/pribahasa) ini semakin direlativasikan, diperlemah dan akhirnya dikosongkan.
– Dalam adagium EENS muncul adagium “extra Yesum Christum Nulla Salus” (Diluar Yesus Kristus tidak ada keselamatan). Adagium inipun kini tersimpan diperpustakaan sebagai “curiosum-pujian?” dari masa yang lampau.
II. YESUS KRISTUS JURUSELAMAT UNIVERSAL? Baca lebih lanjut
Filed under: Teologi & Hukum | Tagged: C Groenen, curiosum, das ding an sich, demitologisasi, entmythologisierung, eskhatologis, extra cristum nulla salus, extra ecclesiam nulla salus, extra Yesum Christum Nulla Salus, kritis historis, logos endiathetos, logos prophorikos, mitologoumena, R Bultman, religionum, sosioreligius, theologia negativa, Yesus Historis | Leave a comment »